Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Dadapan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : petani, buruh tani, PNS/TNI/POLRI, karyawan swasta, pedagang, wiraswasta, pensiunan, buruh bangunan/tukang, peternak. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, di Desa Dadapan jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian ada 85.6%. Dari jumlah tersebut, kehidupannya bergantung di sektor pertanian, ada 51,31% dari total jumlah penduduk.
Jumlah ini terdiri dari buruh tani terbanyak, dengan 32,49% dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau 27,97% dari total jumlah penduduk. Petani sebanyak 29,43% dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau 25,69% dari total jumlah penduduk.
Terbanyak ketiga adalah peternak sapi potong dengan 29,37% dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau 25,29% dari total jumlah penduduk. Sementara penduduk yang lain mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda, ada yang berprofesi sebagai PNS, TNI, POLRI, pedagang, karyawan swasta, sopir, wiraswasta, tukang bangunan, dan lain-lain.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Dadapan Tahun 2015
No. | Jenis Pekerjaan | Jumlah | Prosentase
dari Total Jumlah Penduduk |
1. | Petani | 961 | 25,34 % |
2. | Buruh tani | 1061 | 27,97 % |
3. | PNS/TNI/POLRI | 29 | 0,76 % |
4. | Karyawan swasta | 83 | 2,19 % |
5. | Pedagang | 97 | 2,55 % |
6. | Wirausaha | 107 | 2,81 % |
7. | Pensiunan | 19 | 0,50 % |
8. | Tukang bangunan | 47 | 1,23 % |
9. | Peternak | 972 | 25,60 % |
10. | Lain-lain/tidak tetap | 526 | 13,85 % |
Jumlah | 3791 | 100,00 % |
Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa warga masyarakat di Desa Dadapan memiliki alternatif pekerjaan selain sektor buruh tani dan petani. Setidaknya karena kondisi lahan pertanian mereka sangat tergantung dengan curah hujan alami. Di sisi lain, air irigasi yang ada tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan lahan pertanian di Desa Dadapan secara keseluruhan terutama ketika musim kemarau. Sehingga mereka pun dituntut untuk mencari alternatif pekerjaan lain.